ANALISIS HARGA POKOK DAN LAPORAN LABA RUGI
MARTABAK NANO
Dibuat Oleh:
Siswanto
Wahyu Wibowo (4415210124)
Rendy
Santoso (4416210058)
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PANCASILA
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan
penyusunan laporan ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
laporan ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam.
Harapan kami semoga laporan ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
laporan ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Laporan ini kami akui masih
memiliki banyak kekurangan karena pengalaman yang dimiliki sangat kurang.
Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Jakarta, Mei 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Usaha mikro,
kecil dan menengah (UMKM) dari waktu ke waktu mengalami perkembangan yang baik,
di Indonesia. Para pelaku bisnis dari UMKM menghasilkan jenis produk yang
beragam. UKM menjadi salah satu upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi
masyarakat untuk mencapai kesejahteraan hidup. Masyarakat pelaku bisnis dari
UMKM terbilang menjadikan suatu usaha menjadi begitu mudah. Dengan adanya
bisnis UMKM ini diharapkan akan mampu mengurangi angka pengangguran.
Jenis produk dari
setiap UKM juga diharapkan memiliki kualitas yang baik, dikarenakan produk
mereka harus mampu bersaing dengan produk lainnya di pasar. Kondisi persaingan
di pasar yang begitu kompetitif. Produk dari usaha mereka harus menjadi produk
yang diminati oleh para konsumen. Ini dikarenakan konsumen yang menjadi lebih
pintar serta selektif dalam membeli suatu produk.
Usaha mikro,
kecil, dan menengah didefinisikan, sebagai usaha produktif milik
perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro
sebagaimana diatur dalam undang-undang nomor 20 tahun 2008 tentang usaha mikro,
kecil dan menengah (UMKM).[1]
Para pelaku bisnis usaha kecil
pastinya memiliki beberapa biaya-biaya yang dibutuhkan dalam pembuatan suatu
produknya. Hal ini dibutuhkan agar dapat diketahui harga pokok produksi (COGM) dari suatu produk tersebut.
Dengan para pelaku bisnis telah mengetahui harga pokok produksi dari produknya, maka para pengusaha dapat memberikan harga jual
yang layak kepada pasar. untuk menghindari kerugian dalam penjualan suatu
produk mereka.
Setiap usaha
bisnis sudah pasti menginginkan pencapaian keuntungan atau laba yang terbilang
bagus serta baik dan besar. Untuk mengetahui apakah pelaku bisnis usaha kecil
tersebut mendapatkan laba atau rugi diharuskan membuat suatu laporan keuangan
dengan periode tertentu. Dimana pada laporan keuangan, pelaku bisnis dapat
menganalisis serta mengestimasikan biaya seluruh kegiatan usaha yang dilakukan
selama periode yang telah ditentukan oleh pemilik usaha kecil. Melakukan
estimasi biaya diharapkan secara akurat menjadi hal penting bagi pelaku bisnis
usaha karena apabila estimasi yang dilakukan secara berlebihan maka dapat
menyebabkan kerugian (Sutopo, 2014)[2]
Dalam laporan
keuangan terdapat laporan-laporan seperti perhitungan harga pokok produksi
(COGM) dan laporan laba rugi dimana pemilik usaha dapat mengetahui apakah dia
mendapatkan laba atau mendapatkan rugi.
Gambar
1.1 Usaha Martabak NANO
Martabak NANO
adalah usaha kecil menengah yang bergerak di bidang kuliner yaitu martabak
manis dan martabak telur. Selama berjalannya usaha Martabak NANO, pemilik usaha
martabak ini tidak melakukan pembukuan terhadap aktivitas keuangan selama
dirinya membuka usaha dagang martabak. Untuk mengetahui apakah selama dalam 1
periode penjualan pemilik usaha mendapatkan laba atau rugi perlu dilakukan
analisa biaya yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya umum usaha, serta biaya
tenaga kerja.
Dari latar belakang masalah di
atas, dapat dirumuskan bahwa masalah yang ada pada
laporan tugas
ini adalah:
1. Apakah
usaha dagang Martabak NANO mendapatkan Laba atau Rugi?
2. Berapakah
Harga Pokok Produksi dari usaha Martabak NANO?
Dengan berkait dari rumusan masalah, maka tujuan penulisan laporan tugas
ini adalah:
1. Menentukan harga pokok produksi martabak manis
2. Membuat laporan laba
rugi.
Terdapat batasan masalah pada laporan tugas besar analisis estimasi
biaya yaitu:
1. Pengamatan dilakuikan
di usaha kuliner martabak NANO yang berlokasi di Jalan Moh. Kahfi II,
Lenteng Agung, Jakarta Selatan
2. Objek produk yang
diamati adalah martabak manis
3. Membuat laporan
keuangan yaitu laporan laba rugi selama bulan Maret 2018
4. Menentukan
harga pokok produksi (COGM) pada bulan Maret 2018
BAB II
LANDASAN TEORI
Estimasi, dalam
arti umum merupakan usaha untuk menilai atau memperkirakan suatu nilai melalui
analisis perhitungan dan berlandaskan pada pengalaman. Demikian halnya dengan
estimasi biaya dalam pada suatu usaha, tentunya dimaksudkan guna memperkirakan total
keseluruhan. Estimasi biaya merupakan perhitungan biaya yang digunakan untuk
mengetahui total biaya dari sebuah produk sebelum proses produksi secara aktual
terjadi (Kesavan, 2008). Salah satu proses yang paling penting pada aktivitas
produksi adalah estimasi biaya, termasuk di dalamnya bahan baku, tenaga kerja
terkait, dan biaya overhead pabrik. Estimasi
biaya merupakan hal penting dalam dunia industri. Ketidakakuratan estimasi
dapat memberikan efek negatif pada seluruh proses industri dan semua pihak yang
terlibat. Estimasi biaya harus dilakukan secara
akurat, karena apabila estimasi terlalu berlebihan maka dapat menyebabkan
kerugian.
Analisis
Estimasi Biaya adalah akuntansi yang membicarakan tentang penentuan harga pokok
dari suatu barang yang diproduksi oleh perusahaan dalam rangka memenuhi pesanan
maupun mengisi persediaan barang jadi serta proses pelacakan, pencatatan, dan
analisis terhadap biaya-biaya yang berhubungan dengan aktivitas suatu
organisasi untuk menghasilkan barang atau jasa.
2.2 LAPORAN KEUANGAN
Pencatatan aktivitas keuangan adalah hal wajib
yang harus dilakukan oleh mereka yang mempunyai usaha. Bukan hanya
perusahaan besar saja, usaha berskala kecil juga harus mempunyai catatan
keuangan karena ini sangat penting terhadap masa depan usahanya. Jika sebuah
usaha tidak mempunyai informasi/catatan tentang arus kas, pengeluaran,
hutang dan lain-lain maka akan terjadi ketidakseimbangan dan kerancuan terhadap
pemasukan dan pengeluaran. Laporan keuangan merupakan catatan tentang informasi
keuangan perusahaan pada suatu waktu akutansi, yang dipakai untuk menggambarkan
kondisi atau kinerja perusahaan tersebut. Laporan
keuangan tidak memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk menentukan
kebijakan ekonomi karena hanya menggambarkan secara umum pengaruh keuangan dan
kejadian masa lalu serta tidak ada kewajiban untuk menyediakan informasi non financial. Laporan
Keuangan ialah produk akhir dari sebuah pelaporan transaksi keuangan yang
penyusunannya diatur oleh standar atau aturan ilmu akuntansi, insentif manager,
mekanisme pelaksanaan dan pengawasan perusahaan (Subramanyam 2010)[3].
2.3 JENIS-JENIS LAPORAN KEUANGAN
Berdasarkan cara penyajiannya,
laporan keuangan terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
1. Neraca
Neraca berisi gambaran posisi keuangan, yang menunjukkan aktiva,
kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Neraca
aktiva lancar akan dipisahkan dengan neraca aktiva tidak lancar. Begitu juga
kewajiban jangka pendek tentu akan dipisahkan dengan kewajiban jangka panjang.
2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah ringkasan aktivitas transaksi pada perusahaan
yang akan berpengaruh pada stabilitas, risiko dan prediksi pada suatu periode
yang menghasilkan hasil usaha bersih atau kerugian yang timbul dari kegiatan
usaha dan aktivitas lainnya. Laporan laba rugi perusahaan menampilkan berbagai
unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar.
3. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang menyajikan peningkatan
maupun penurunan aktiva-aktiva bersih atau kekayaan perusahaan selama periode
tertentu yang didasarkan prinsip-prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan
harus diungkapkan dalam laporan keuangan.
4. Laporan Arus Kas
Pada umumnya laporan arus kas banyak digunakan sebagai indikator dari
jumlah, waktu dan kepastian arus kas masa depan. Selain itu, arus kas berfungsi
meneliti kecermatan dan ketepatan perkiraan/taksiran arus kas masa depan yang
telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan antara profitabilitas dan
arus kas bersih serta dampak perubahan harga yang diklasifikasikan menurut
aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. (Kasmir 2012)[4].
2.4 LAPORAN LABA RUGI
Laporan laba rugi adalah ringkasan
pendapatan serta biaya pada suatu perusahaan selama periode tertentu, diakhiri
dengan laba serta kerugian bersih pada periode tersebut. Pada masing-masing
perusahaan, struktur dari laporan laba rugi berbeda-beda karena menyesuaikan dengan
bentuk perusahaannya. Van Horne dan Wachowicz (2005:193)[5]. Pada
perusahaan dagang, laporan laba rugi secara garis besar terdiri dari
pendapatan, harga pokok penjualan (perhitungan pembelian bersih dalam penentuan
HPP), serta biaya dan beban yang terjadi pada periode tersebut.
Pada laporan laba rugi perusahaan dagang tentu memiliki beberapa
komponen yang dapat dibedakan seperti berikut:
1. Pendapatan (income), bisa diartikan sebagai bentuk
arus masuk atau peningkatan aset dan penurunan kewajiban yang mengakibatkan
kenaikan ekuitas/modal.
2. Beban (expenses), Beban diakui
sebagai penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode pelaporan dalam bentuk
penurunan aset atau arus keluar, atau terjadinya liabilitas yang mengakibatkan
penurunan ekuitas.
3. Pendapatan komprehensif lain (Other Comprehensive
Income – OCI), adalah total penghasilan dikurangi beban.
4. Harga pokok penjualan (HPP), diakui sebagai biaya
yang timbul akibat memproduksi suatu barang dan dijual dalam kegiatan bisnis
meliputi, biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead. HPP
secara sederhana adalah biaya penjualan.
2.4.1 Bentuk Laporan Laba Rugi
Laporan Laba-Rugi dapat dibuat dalam dua bentuk,
yaitu:
1. Bentuk Single Step atau Langsung
1. Seluruh pendapatan hasil dari penjualan dikelompokkan dan
dijumlahkan,
2. Seluruh beban dikelompokkan dan dijumlahkan,
3. Jumlah pendapatan di kurangi dengan jumlah beban,
4. Hasil selisihnya merupakan laba bersih atau rugi bersih.
2. Bentuk Multiple Step atau Tidak Langsung
1. Pada akun pendapatan dibedakan menjadi pendapatan usaha dan
pendapatan di luar usaha,
2. Beban dibedakan menjadi beban usaha usaha dan beban
di luar usaha,
3. Pendapatan dan beban usaha disajikan pada bagian pertama, setelahnya
adalah penyajian pendapatan dan beban di luar usaha.
Pada intinya kedua bentuk laporan laba rugi ini hanya dibedakan oleh
apakah menyusun dengan cara pengelompokkan pendapatan dan bebannya atau tidak.
2.4.2 Langkah Penyusunan Laporan Laba Rugi
Gambar 2.1 Langkah
Penyusunan Laporan Laba Rugi
2.5 HARGA POKOK PRODUKSI (COST OF GOOD MANUFACTURING)
Pada perusahaan adalah sebagai
perhitungan untuk mengetahui seluruh biaya produksi dan sekaligus menentukan
harga penjualan suatu produk agar bisa disesuaikan dengan keuntungan penjualan
yang diinginkan. harga perolehan atau harga pokok adalah jumlah yang dapat
diukur dalam satuan uang dalam bentuk kas yang dibayarkan, atau nilai aktiva
lainnya yag dapat diserahkan atau dikorbankan, atau jasa yang diserahkan atau
dikorbanan, atau hutang yang timbul atau tambahan modal dalam rangka pemilikan
barang atau jasa yang diperlukan perusahaan, baik dari masalalu (harga
perolehan yang telah terjadi) ataupun pada masa yang akan datang (harga
perolehan yang akan terjadi) dapat diartikan bahwa harga pokok produksi adalah
akumulasi dari biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan produk dan
kemudian dibebankan pada produk Supriyono (2013)[6].
2.5.1 Unsur – Unsur Harga Pokok Produksi
Dikutip dari Carter (2009) Unsur-unsur harga pokok
produksi mencakup tiga hal yaitu :
1. Biaya
bahan baku langsung (direct material cost)
Biaya bahan baku langsung adalah biaya untuk bahan-bahan yang dengan
langsung dan mudah diidentifikasikan dengna barang jadi.
2. Biaya
tenaga kerja langsung (direct labor cost)
Biaya tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang mengerjakan secara
langusng proses produksi atau yang bisa diidentifikasikan langsung dengan
barang jadi.
3. Biaya
overhead pabrik (factory overhead)
Pengertian biaya overhead adalah biaya pabrik selain dari bahan baku dan
tenaga kerja langsung. Biaya ini tidak dapat diidentifikasi secara langsung
dengan barang yang dihasilkan perusahaan.
2.5.2 Metode Penenetuan Harga
Pokok Produksi
Menurut Daljono (2011) terdapat dua metode dalam
menentukan harga pokok yaitu sebagai berikut:
1. Full costing
Full
costing merupakan metode penentuan harga pokok produk dengan
memasukkan semua biaya yang bersifat variabel maupun yang bersifat tetap
terhadap produk. Metode full costing
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.2 Metode Full Costing
2. Variabel Costing
Variabel
costing merupakan perhitungan harga pokok produk yang hanya
memasukkan biaya produksi variabel. Biaya yang bersifat tetap terhadap produk
(BOP tidak tetap) dimasukkan sebagai biaya periode. Metode variabel costing dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.3 Metode Variabel Costing
BAB III
PROFIL USAHA
3.1 SEJARAH USAHA MARTABAK NANO
Sejarah usaha
martabak dari Martabak NANO berdiri sejak tahun 2012. Dimulai dari bekerja
dengan seorang pedagang martabak Bangka, akhirnya pada bulan November 2012
mendirikan usaha martabak sendiri yang diberi nama Martabak NANO.
Gambar
3.1 Wawancara Langsung Dengan Pemilik Usaha
Jenis martabak
yang dijual adalah martabak manis dan martabak telur. Topping yang disediakan
untuk martabak manis pun beragam, mulai dari kacang, coklat, wijen, serta keju.
3.2 LOKASI MARTABAK NANO
Lokasi usaha dari Martabak NANO ini berada di jalan
Mohamad Kahfi II RT.1/RW.1, Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta 12620.
Gambar
3.2 Lokasi Usaha Martabak Nano
Sumber:
Maps Google
3.3 PROSES
BISNIS MARTABAK NANO
Kegiatan yang terpenting dalam perusahaan dan merupakan
pendapatan utama bagi kelangsungan perusahaan adalah penjualan. Berbagai usaha
dilakukan untuk mencapai tingkat penjualan yang diharapkan bagi perusahaan.
Berikut adalah proses penjualan dari Martabak Nano yaitu:
1.
Konsumen
datang ke Martabak NANO dilayani secara langsung untuk martabak yang dipesan
2.
Proses
selanjutnya ketika konsumen telah memilih produk martabak, maka pelayan akan
membuatkan martabak pesanannya
3.
Setelah
martabak seelsai dibuat, selanjutnya adalah proses pembayaran. Proses
pembayaran di Martabak NANO hanya dapat dibayar secara tunai.
Struktur organisasi di dalam
suatu perusahaan sangat berguna untuk memberi Batasan wewenang dan bertanggung
jawab dari masing-masing bagian dan tugas yang ada pada perusahaan. Pada usaha
Martabak NANO, seluruh kegiatan seperti koki, pelayan serta kasir hanya
dilakukan oleh satu orang saja, yaitu pemilik usaha Martabak NANO.
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pada bab ini membahas tentang data-data yang telah
didapatkan dari usaha dagang martabak manis untuk mendapatkan hasil perhitungan
dari harga pokok produksi (COGM) martabak manis, selain itu dibutuhkan juga
perhitungan laporan laba rugi dari usaha ini yang berfungsi untuk mengetahui
apakah usaha martabak manis mendapatkan hasil laba atau rugi selama akhir
periode penjualan di bulan maret 2018.
Biaya bahan baku yang termasuk pada produksi martabak adalah biaya yang
didapatkan selama proses pembuatan menjadi martabak manis. Beberapa biaya bahan
baku langsung yang dikeluarkan selama periode Maret 2018 diantaranya adalah
Tabel 4.1 Biaya Bahan Baku
Langsung
Periode
|
Bahan Baku Langsung
|
Biaya
|
Maret 2018
|
Terigu
Telur
Gula
|
Rp. 1.080.000
Rp. 945.000
Rp. 810.000
|
TOTAL
|
Rp.
2.835.000
|
Sumber: Martabak NANO
Jika penjualan per hari sebanyak 20 porsi martabak manis maka biaya
bahan baku langsung untuk satu porsi adalah:
Biaya bahan baku pendukung adalah biaya bahan baku diluar bahan baku
langsung. Beberapa bahan baku dukungan yang didapatkan selama periode Maret
2018 diantaranya adalah:
Tabel 4.2 Biaya Bahan Baku
Pendukung
Periode
|
Bahan Baku Pendukung
|
Biaya
|
Maret 2018
|
Keju
Meses Coklat
Wijen
Kacang
Susu
Margarin
|
Rp. 1.300.000
Rp. 840.000
Rp. 750.000
Rp. 390.000
Rp. 720.000
Rp. 540.000
|
TOTAL
|
Rp.
4.540.000
|
Sumber: Martabak NANO
Berdasarkan jumlah penjualan selama bulan maret sebannyak 600 porsi
martabak manis, maka biaya bahan baku pendukung untuk 1 porsi martabak adalah:
Upah langsung yang dibebankan pada produk martabak
manis adalah sebesar Rp. 1.500.000
per bulan.
Biaya overhead
adalah biaya selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung tetapi
membantu dalam proses pembuatan martabak. Biaya umum yang kami dapatkan dari
hasil wawancara kepada pemilik Martabak NANO yang dibebankan pada produk
martabak manis adalah.
Tabel 4.3 Biaya Overhead dan lain-lain
Periode
|
Jenis
Biaya
|
Biaya
|
Maret
2018
|
Sewa
Toko
Gas
Kardus
Kemasan
Listrik
dan Air
Kantong
Plastik
Kertas
Nasi
|
Rp.
500.000
Rp.
300.000
Rp.
360.000
Rp.
50.000
Rp.
80.000
Rp.
15.000
|
TOTAL
|
Rp. 1.305.000
|
Sumber: Martabak NANO
Didapatkan hasil biaya umum per akhir Maret 2018 adalah sebesar Rp. 1.305.000.
Setelah
menghitung biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead,
maka dapat dihitung harga pokok produksi martabak manis dengan menjumlahkan:
Biaya
Bahan Baku Langsung Rp.
2.835.000
Biaya
Tenaga Kerja Langsung Rp.
1.500.000
Biaya Overhead
Biaya Overhead Rp. 1.305.000
Biaya Bahan Baku Tidak Langsung Rp.
4.540.000
Harga Pokok Produksi = Rp. 10.180.000
Harga Pokok Produksi/Porsi: = Rp. 10.180.000/600
=
Rp. 16.966,666/Porsi
Pada laporan laba rugi ini menyinggung beberapa akun
aktiva pada proses aktivitas usaha dagang martabak manis NANO seperti
pendapatan dan harga pokok produksi.
1. Pendapatan
Pendapatan ini didapat dari hasil perkiraan pedagang martabak NANO yang
menjual martabak manis selama periode Maret 2018 mengambil rata-rata penjualan
sebanyak 20 porsi per hari, maka pendapatan didapatkan sebesar.
Harga Penjualan per porsi: Rp. 26.000
Penjualan: 20
Porsi
Pendapatan per hari: Rp.
26.000 x 20 = Rp. 520.000
Pendapatan selama akhir Maret 2018: Rp. 520.000 x 30 = Rp. 15.600.000
2.
Harga Pokok Produksi
Harga Pokok Produksi Martabak NANO selama periode Maret adalah sebesar Rp.10.180.000
Dari beberapa akun di atas maka
dapat dibuat Laporan Laba Rugi bulan Maret 2018.
Martabak NANO
LAPORAN LABA RUGI
Periode Maret 2018
Pendapatan
Rp. 15.600.000
Harga pokok
produksi (COGM) (Rp.
10.180.000)
Laba
sebelum pajak (EBIT)
Rp. 5.420.000
Beban pajak (Rp
0)
Laba
Bersih
Rp. 5.420.000
BAB V
KESIMPULAN
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan dari
hasil analisis perhitungan didapatkan kesimpulan yaitu:
1. Usaha
dagang Martabak NANO mendapatkan Laba Bersih sebesar Rp. 5.420.000 pada catatan Laporan Laba Rugi periode Maret 2018
2. Harga
Pokok Produksi (COGM) dari martabak manis Martabak NANO adalah sebesar Rp.10.180.000 pada periode Maret 2018.
[1] peraturan.go.id/uu/nomor-20-tahun-2008.html UU No.20 Thn 2008 Tentang UMKM.
[2] Wahyudi sutopo. 2014. Analisis & Estimasi Biaya. Jakarta. UNS Press.
[3] Subramanyam. 2010. Analisis Laporan Keuangan,
Edisi 8, Jakarta. Salemba Empat.
[4] Kasmir.
2010. Analisis Laporan Keuangan, Edisi 1, Jakarta. Rajawali Pers.
[5] Van Horne, Wachowicz. 2005. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Edisi 12, Jakarta. Salemba Empat.
[5] Van Horne, Wachowicz. 2005. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Edisi 12, Jakarta. Salemba Empat.
[6] Supriyono.
2013. Akuntansi Biaya: Pengumpulan Biaya
dan Penentuan Harga Pokok. Edisi 2, Yogyakarta. BPFE.