Kamis, 10 Mei 2018

Tugas Laporan Analisis Estimasi Biaya Teknik Industri Universitas Pancasila


ANALISIS HARGA POKOK DAN LAPORAN LABA RUGI
MARTABAK NANO



Dibuat Oleh:
Siswanto Wahyu Wibowo (4415210124)
Rendy Santoso (4416210058)




JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PANCASILA
2018






KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga laporan ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam.
Harapan kami semoga laporan ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi laporan ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Laporan ini kami akui masih memiliki banyak kekurangan karena pengalaman yang dimiliki sangat kurang.
Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.











Jakarta, Mei 2018


Penyusun

DAFTAR ISI




BAB I

PENDAHULUAN


Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dari waktu ke waktu mengalami perkembangan yang baik, di Indonesia. Para pelaku bisnis dari UMKM menghasilkan jenis produk yang beragam. UKM menjadi salah satu upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat untuk mencapai kesejahteraan hidup. Masyarakat pelaku bisnis dari UMKM terbilang menjadikan suatu usaha menjadi begitu mudah. Dengan adanya bisnis UMKM ini diharapkan akan mampu mengurangi angka pengangguran.
Jenis produk dari setiap UKM juga diharapkan memiliki kualitas yang baik, dikarenakan produk mereka harus mampu bersaing dengan produk lainnya di pasar. Kondisi persaingan di pasar yang begitu kompetitif. Produk dari usaha mereka harus menjadi produk yang diminati oleh para konsumen. Ini dikarenakan konsumen yang menjadi lebih pintar serta selektif dalam membeli suatu produk.
Usaha mikro, kecil, dan menengah didefinisikan, sebagai usaha produktif milik perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang-undang nomor 20 tahun 2008 tentang usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).[1]
Para pelaku bisnis usaha kecil pastinya memiliki beberapa biaya-biaya yang dibutuhkan dalam pembuatan suatu produknya. Hal ini dibutuhkan agar dapat diketahui harga pokok produksi (COGM) dari suatu produk tersebut. Dengan para pelaku bisnis telah mengetahui harga pokok produksi dari produknya, maka para pengusaha dapat memberikan harga jual yang layak kepada pasar. untuk menghindari kerugian dalam penjualan suatu produk mereka.
Setiap usaha bisnis sudah pasti menginginkan pencapaian keuntungan atau laba yang terbilang bagus serta baik dan besar. Untuk mengetahui apakah pelaku bisnis usaha kecil tersebut mendapatkan laba atau rugi diharuskan membuat suatu laporan keuangan dengan periode tertentu. Dimana pada laporan keuangan, pelaku bisnis dapat menganalisis serta mengestimasikan biaya seluruh kegiatan usaha yang dilakukan selama periode yang telah ditentukan oleh pemilik usaha kecil. Melakukan estimasi biaya diharapkan secara akurat menjadi hal penting bagi pelaku bisnis usaha karena apabila estimasi yang dilakukan secara berlebihan maka dapat menyebabkan kerugian (Sutopo, 2014)[2]
Dalam laporan keuangan terdapat laporan-laporan seperti perhitungan harga pokok produksi (COGM) dan laporan laba rugi dimana pemilik usaha dapat mengetahui apakah dia mendapatkan laba atau mendapatkan rugi.
Martabak NANO adalah usaha kecil menengah yang bergerak di bidang kuliner yaitu martabak manis dan martabak telur. Selama berjalannya usaha Martabak NANO, pemilik usaha martabak ini tidak melakukan pembukuan terhadap aktivitas keuangan selama dirinya membuka usaha dagang martabak. Untuk mengetahui apakah selama dalam 1 periode penjualan pemilik usaha mendapatkan laba atau rugi perlu dilakukan analisa biaya yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya umum usaha, serta biaya tenaga kerja.

Dari latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan bahwa masalah yang ada pada
laporan tugas ini adalah:
1.     Apakah usaha dagang Martabak NANO mendapatkan Laba atau Rugi?
2.     Berapakah Harga Pokok Produksi dari usaha Martabak NANO?

Dengan berkait dari rumusan masalah, maka tujuan penulisan laporan tugas ini adalah:
1.     Menentukan harga pokok produksi martabak manis
2.     Membuat laporan laba rugi.

Terdapat batasan masalah pada laporan tugas besar analisis estimasi biaya yaitu:
1.     Pengamatan dilakuikan di usaha kuliner martabak NANO yang berlokasi di Jalan Moh. Kahfi II, Lenteng Agung, Jakarta Selatan
2.     Objek produk yang diamati adalah martabak manis
3.     Membuat laporan keuangan yaitu laporan laba rugi selama bulan Maret 2018
4.     Menentukan harga pokok produksi (COGM) pada bulan Maret 2018











BAB II

LANDASAN TEORI


Estimasi, dalam arti umum merupakan usaha untuk menilai atau memperkirakan suatu nilai melalui analisis perhitungan dan berlandaskan pada pengalaman. Demikian halnya dengan estimasi biaya dalam pada suatu usaha, tentunya dimaksudkan guna memperkirakan total keseluruhan. Estimasi biaya merupakan perhitungan biaya yang digunakan untuk mengetahui total biaya dari sebuah produk sebelum proses produksi secara aktual terjadi (Kesavan, 2008). Salah satu proses yang paling penting pada aktivitas produksi adalah estimasi biaya, termasuk di dalamnya bahan baku, tenaga kerja terkait, dan biaya overhead pabrik. Estimasi biaya merupakan hal penting dalam dunia industri. Ketidakakuratan estimasi dapat memberikan efek negatif pada seluruh proses industri dan semua pihak yang terlibat. Estimasi biaya harus dilakukan secara akurat, karena apabila estimasi terlalu berlebihan maka dapat menyebabkan kerugian.
Analisis Estimasi Biaya adalah akuntansi yang membicarakan tentang penentuan harga pokok dari suatu barang yang diproduksi oleh perusahaan dalam rangka memenuhi pesanan maupun mengisi persediaan barang jadi serta proses pelacakan, pencatatan, dan analisis terhadap biaya-biaya yang berhubungan dengan aktivitas suatu organisasi untuk menghasilkan barang atau jasa.

2.2       LAPORAN KEUANGAN

            Pencatatan aktivitas keuangan adalah hal wajib yang harus dilakukan oleh mereka yang mempunyai usaha. Bukan hanya perusahaan besar saja, usaha berskala kecil juga harus mempunyai catatan keuangan karena ini sangat penting terhadap masa depan usahanya. Jika sebuah usaha tidak mempunyai  informasi/catatan tentang arus kas, pengeluaran, hutang dan lain-lain maka akan terjadi ketidakseimbangan dan kerancuan terhadap pemasukan dan pengeluaran. Laporan keuangan merupakan catatan tentang informasi keuangan perusahaan pada suatu waktu akutansi, yang dipakai untuk menggambarkan kondisi atau kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan tidak memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk menentukan kebijakan ekonomi karena hanya menggambarkan secara umum pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu serta tidak ada kewajiban untuk menyediakan informasi non financial. Laporan Keuangan ialah produk akhir dari sebuah pelaporan transaksi keuangan yang penyusunannya diatur oleh standar atau aturan ilmu akuntansi, insentif manager, mekanisme pelaksanaan dan pengawasan perusahaan (Subramanyam 2010)[3].

2.3       JENIS-JENIS LAPORAN KEUANGAN

            Berdasarkan cara penyajiannya, laporan keuangan terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
1. Neraca
Neraca berisi gambaran posisi keuangan, yang menunjukkan aktiva, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Neraca aktiva lancar akan dipisahkan dengan neraca aktiva tidak lancar. Begitu juga kewajiban jangka pendek tentu akan dipisahkan dengan kewajiban jangka panjang.
2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah ringkasan aktivitas transaksi pada perusahaan yang akan berpengaruh pada stabilitas, risiko dan prediksi pada suatu periode yang menghasilkan hasil usaha bersih atau kerugian yang timbul dari kegiatan usaha dan aktivitas lainnya. Laporan laba rugi perusahaan menampilkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar.
            3. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang menyajikan peningkatan maupun penurunan aktiva-aktiva bersih atau kekayaan perusahaan selama periode tertentu yang didasarkan prinsip-prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan.
4. Laporan Arus Kas
Pada umumnya laporan arus kas banyak digunakan sebagai indikator dari jumlah, waktu dan kepastian arus kas masa depan. Selain itu, arus kas berfungsi meneliti kecermatan dan ketepatan perkiraan/taksiran arus kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga yang diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. (Kasmir 2012)[4].


2.4       LAPORAN LABA RUGI

            Laporan laba rugi adalah ringkasan pendapatan serta biaya pada suatu perusahaan selama periode tertentu, diakhiri dengan laba serta kerugian bersih pada periode tersebut. Pada masing-masing perusahaan, struktur dari laporan laba rugi berbeda-beda karena menyesuaikan dengan bentuk perusahaannya. Van Horne dan Wachowicz (2005:193)[5]. Pada perusahaan dagang, laporan laba rugi secara garis besar terdiri dari pendapatan, harga pokok penjualan (perhitungan pembelian bersih dalam penentuan HPP), serta biaya dan beban yang terjadi pada periode tersebut.
Pada laporan laba rugi perusahaan dagang tentu memiliki beberapa komponen yang dapat dibedakan seperti berikut:
1. Pendapatan (income), bisa diartikan sebagai bentuk arus masuk atau peningkatan aset dan penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas/modal.
2. Beban (expenses), Beban diakui sebagai penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode pelaporan dalam bentuk penurunan aset atau arus keluar, atau terjadinya liabilitas yang mengakibatkan penurunan ekuitas.
3. Pendapatan komprehensif lain (Other Comprehensive Income – OCI), adalah total penghasilan dikurangi beban.
4. Harga pokok penjualan (HPP), diakui sebagai biaya yang timbul akibat memproduksi suatu barang dan dijual dalam kegiatan bisnis meliputi, biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead. HPP secara sederhana adalah biaya penjualan.

2.4.1 Bentuk Laporan Laba Rugi

Laporan Laba-Rugi dapat dibuat dalam dua bentuk, yaitu:
1. Bentuk Single Step atau Langsung
1. Seluruh pendapatan hasil dari penjualan dikelompokkan dan dijumlahkan,
2. Seluruh beban dikelompokkan dan dijumlahkan,
3. Jumlah pendapatan di kurangi dengan jumlah beban,
4. Hasil selisihnya merupakan laba bersih atau rugi bersih.


2. Bentuk Multiple Step atau Tidak Langsung
1. Pada akun pendapatan dibedakan menjadi pendapatan usaha dan pendapatan di luar usaha,
2. Beban dibedakan menjadi beban usaha usaha dan beban di luar usaha,
3. Pendapatan dan beban usaha disajikan pada bagian pertama, setelahnya adalah penyajian pendapatan dan beban di luar usaha.
Pada intinya kedua bentuk laporan laba rugi ini hanya dibedakan oleh apakah menyusun dengan cara pengelompokkan pendapatan dan bebannya atau tidak.

2.4.2 Langkah Penyusunan Laporan Laba Rugi

2.5       HARGA POKOK PRODUKSI (COST OF GOOD MANUFACTURING)

            Pada perusahaan adalah sebagai perhitungan untuk mengetahui seluruh biaya produksi dan sekaligus menentukan harga penjualan suatu produk agar bisa disesuaikan dengan keuntungan penjualan yang diinginkan. harga perolehan atau harga pokok adalah jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang dalam bentuk kas yang dibayarkan, atau nilai aktiva lainnya yag dapat diserahkan atau dikorbankan, atau jasa yang diserahkan atau dikorbanan, atau hutang yang timbul atau tambahan modal dalam rangka pemilikan barang atau jasa yang diperlukan perusahaan, baik dari masalalu (harga perolehan yang telah terjadi) ataupun pada masa yang akan datang (harga perolehan yang akan terjadi) dapat diartikan bahwa harga pokok produksi adalah akumulasi dari biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan produk dan kemudian dibebankan pada produk Supriyono (2013)[6].

          2.5.1    Unsur – Unsur Harga Pokok Produksi

Dikutip dari Carter (2009) Unsur-unsur harga pokok produksi mencakup tiga hal yaitu :
1.     Biaya bahan baku langsung (direct material cost)
Biaya bahan baku langsung adalah biaya untuk bahan-bahan yang dengan langsung dan mudah diidentifikasikan dengna barang jadi.
2.     Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost)
Biaya tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang mengerjakan secara langusng proses produksi atau yang bisa diidentifikasikan langsung dengan barang jadi.
3.     Biaya overhead pabrik (factory overhead)
Pengertian biaya overhead adalah biaya pabrik selain dari bahan baku dan tenaga kerja langsung. Biaya ini tidak dapat diidentifikasi secara langsung dengan barang yang dihasilkan perusahaan.

2.5.2    Metode Penenetuan Harga Pokok Produksi

Menurut Daljono (2011) terdapat dua metode dalam menentukan harga pokok yaitu sebagai berikut:
1.     Full costing
Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produk dengan memasukkan semua biaya yang bersifat variabel maupun yang bersifat tetap terhadap produk. Metode full costing digambarkan sebagai berikut:
2.     Variabel Costing
Variabel costing merupakan perhitungan harga pokok produk yang hanya memasukkan biaya produksi variabel. Biaya yang bersifat tetap terhadap produk (BOP tidak tetap) dimasukkan sebagai biaya periode. Metode variabel costing dapat digambarkan sebagai berikut :
















BAB III

PROFIL USAHA


3.1       SEJARAH USAHA MARTABAK NANO

Sejarah usaha martabak dari Martabak NANO berdiri sejak tahun 2012. Dimulai dari bekerja dengan seorang pedagang martabak Bangka, akhirnya pada bulan November 2012 mendirikan usaha martabak sendiri yang diberi nama Martabak NANO.

Jenis martabak yang dijual adalah martabak manis dan martabak telur. Topping yang disediakan untuk martabak manis pun beragam, mulai dari kacang, coklat, wijen, serta keju.



3.2       LOKASI MARTABAK NANO

            Lokasi usaha dari Martabak NANO ini berada di jalan Mohamad Kahfi II RT.1/RW.1, Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12620.
Sumber: Maps Google

3.3       PROSES BISNIS MARTABAK NANO

            Kegiatan yang terpenting dalam perusahaan dan merupakan pendapatan utama bagi kelangsungan perusahaan adalah penjualan. Berbagai usaha dilakukan untuk mencapai tingkat penjualan yang diharapkan bagi perusahaan. Berikut adalah proses penjualan dari Martabak Nano yaitu:
1.     Konsumen datang ke Martabak NANO dilayani secara langsung untuk martabak yang dipesan
2.     Proses selanjutnya ketika konsumen telah memilih produk martabak, maka pelayan akan membuatkan martabak pesanannya
3.     Setelah martabak seelsai dibuat, selanjutnya adalah proses pembayaran. Proses pembayaran di Martabak NANO hanya dapat dibayar secara tunai.

Struktur organisasi di dalam suatu perusahaan sangat berguna untuk memberi Batasan wewenang dan bertanggung jawab dari masing-masing bagian dan tugas yang ada pada perusahaan. Pada usaha Martabak NANO, seluruh kegiatan seperti koki, pelayan serta kasir hanya dilakukan oleh satu orang saja, yaitu pemilik usaha Martabak NANO.


BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA


Pada bab ini membahas tentang data-data yang telah didapatkan dari usaha dagang martabak manis untuk mendapatkan hasil perhitungan dari harga pokok produksi (COGM) martabak manis, selain itu dibutuhkan juga perhitungan laporan laba rugi dari usaha ini yang berfungsi untuk mengetahui apakah usaha martabak manis mendapatkan hasil laba atau rugi selama akhir periode penjualan di bulan maret 2018.
Biaya bahan baku yang termasuk pada produksi martabak adalah biaya yang didapatkan selama proses pembuatan menjadi martabak manis. Beberapa biaya bahan baku langsung yang dikeluarkan selama periode Maret 2018 diantaranya adalah
Periode
Bahan Baku Langsung
Biaya
Maret 2018
Terigu
Telur
Gula
Rp. 1.080.000
Rp.    945.000
Rp.    810.000
TOTAL
Rp. 2.835.000
Sumber: Martabak NANO
Jika penjualan per hari sebanyak 20 porsi martabak manis maka biaya bahan baku langsung untuk satu porsi adalah:



Biaya bahan baku pendukung adalah biaya bahan baku diluar bahan baku langsung. Beberapa bahan baku dukungan yang didapatkan selama periode Maret 2018 diantaranya adalah:
Periode
Bahan Baku Pendukung
Biaya
Maret 2018
Keju
Meses Coklat
Wijen
Kacang
Susu
Margarin
Rp. 1.300.000
Rp.    840.000
Rp.    750.000
Rp.    390.000
Rp.    720.000
Rp.    540.000
TOTAL
Rp. 4.540.000
Sumber: Martabak NANO
Berdasarkan jumlah penjualan selama bulan maret sebannyak 600 porsi martabak manis, maka biaya bahan baku pendukung untuk 1 porsi martabak adalah:
Upah langsung yang dibebankan pada produk martabak manis adalah sebesar Rp. 1.500.000 per bulan.
Biaya overhead adalah biaya selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung tetapi membantu dalam proses pembuatan martabak. Biaya umum yang kami dapatkan dari hasil wawancara kepada pemilik Martabak NANO yang dibebankan pada produk martabak manis adalah.

Periode
Jenis Biaya
Biaya
Maret 2018
Sewa Toko
Gas
Kardus Kemasan
Listrik dan Air
Kantong Plastik
Kertas Nasi
Rp. 500.000
Rp. 300.000
Rp. 360.000
Rp. 50.000
Rp. 80.000
Rp. 15.000
TOTAL
Rp. 1.305.000
Sumber: Martabak NANO
Didapatkan hasil biaya umum per akhir Maret 2018 adalah sebesar Rp. 1.305.000.
Setelah menghitung biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead, maka dapat dihitung harga pokok produksi martabak manis dengan menjumlahkan:
Biaya Bahan Baku Langsung                                        Rp. 2.835.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung                                      Rp. 1.500.000
Biaya Overhead
     Biaya Overhead                                                        Rp. 1.305.000
     Biaya Bahan Baku Tidak Langsung                         Rp. 4.540.000
Harga Pokok Produksi                                    =          Rp. 10.180.000 
Harga Pokok Produksi/Porsi:                         =          Rp. 10.180.000/600
                                                                           =          Rp. 16.966,666/Porsi
Pada laporan laba rugi ini menyinggung beberapa akun aktiva pada proses aktivitas usaha dagang martabak manis NANO seperti pendapatan dan harga pokok produksi.


1.     Pendapatan
Pendapatan ini didapat dari hasil perkiraan pedagang martabak NANO yang menjual martabak manis selama periode Maret 2018 mengambil rata-rata penjualan sebanyak 20 porsi per hari, maka pendapatan didapatkan sebesar.
            Harga Penjualan per porsi:                             Rp. 26.000
            Penjualan:                                                       20 Porsi
            Pendapatan per hari:                                      Rp. 26.000 x 20   = Rp. 520.000
            Pendapatan selama akhir Maret 2018:          Rp. 520.000 x 30 = Rp. 15.600.000
2.     Harga Pokok Produksi
Harga Pokok Produksi Martabak NANO selama periode Maret adalah sebesar Rp.10.180.000
Dari beberapa akun di atas maka dapat dibuat Laporan Laba Rugi bulan Maret 2018.

Martabak NANO
LAPORAN LABA RUGI
Periode Maret 2018

Pendapatan                                                                                         Rp. 15.600.000
Harga pokok produksi (COGM)                                                          (Rp. 10.180.000)
Laba sebelum pajak (EBIT)                                                                Rp.  5.420.000
Beban pajak                                                                                        (Rp 0) 
Laba Bersih                                                                                         Rp. 5.420.000

BAB V

KESIMPULAN

5.1       KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil analisis perhitungan didapatkan kesimpulan yaitu:
1.     Usaha dagang Martabak NANO mendapatkan Laba Bersih sebesar Rp. 5.420.000 pada catatan Laporan Laba Rugi periode Maret 2018
2.     Harga Pokok Produksi (COGM) dari martabak manis Martabak NANO adalah sebesar Rp.10.180.000 pada periode Maret 2018.

























[1] peraturan.go.id/uu/nomor-20-tahun-2008.html UU No.20 Thn 2008 Tentang UMKM.
[2] Wahyudi sutopo. 2014. Analisis & Estimasi Biaya. Jakarta. UNS Press.
[3]  Subramanyam. 2010. Analisis Laporan Keuangan, Edisi 8, Jakarta. Salemba Empat.
[4] Kasmir. 2010.  Analisis Laporan Keuangan, Edisi 1, Jakarta. Rajawali Pers.
[5] Van Horne, Wachowicz. 2005. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Edisi 12, Jakarta. Salemba Empat.
[6] Supriyono. 2013. Akuntansi Biaya: Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok. Edisi 2, Yogyakarta. BPFE.